Ampuni aku tuhan ketika kuteteskan peluh ini dalam guratan tinta
Bukan mengharap iba dari hamba nan hina
Namun sedikit curahan rasa dari segala waktu yang semakin mendera
Menelanjangi diri ini seolah nista dan papa
Andai aku harus berkata Tuhan.....
Tak pelak lagi tentu kan kupilih sebuah jalan
Mendekat padamu dalam hitungan umur belasan
Tanpa menunggu takdirnya sang garisan tangan
Tuhan....
Likuan hidup seolah melenakan diri ini dari tunduk padamu
Cinta insani menutup hati dari manisnya cinta pada Ilahi
Kembali lagi kuterpuruk dalam fana nya dunia ini
Terlena dunia dari sengatan globalisme yang gencar di kumandangkan
Apakah ini tuhan sebuah janji yang 14 abad yang lalu telah dituliskan
Akan datang masa dimana manusia melupakan fitrah untuk bertuhan
Kulihat dunia dengan dalamnya kalbu........
kosong............
Lalu diri menjadi hampa
Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka
Sadarku akan hadirmu mematahkan sendi sendi yang selama ini tegak berdiri
Andai aku harus berkata
Ingin rasanya kumenjerit dan melolong tentang kepalsuan dunia ini
Namun adakah serunai yang akan mampu aku dendangkan
Kala mata hati tlah tertutup kemajuan semu peradaban
Andai aku harus berkata
Ingin aku mati di cinta Mu tuhan
Bersenandungkan petikan dawai istighfar dan penyesalan
Atas segala khilaf yang terlalu banyak berceceran
Andai aku harus berkata
Kan kupilih sebuah cinta dari ribuan yang bertebar di dunia
Kujadikan makmum dalam indahnya melodi taat padamu
Berhimpun dalam mihrab suci.... abadi dan hakiki......
Andai aku harus berkata
Kan kupinta Engkau memilihkan satu diantara dua
Setiap goresan yang merintangi perjalanan hamba di dunia
Dalam kerlingan mata dan sejuknya doa
Tuhan aku kembali.....
Menyusuri titian langkah yang panjang namun pasti
Bimbing desiran darah ini menyusuri cintamu
Jua detakan jantung serta derapan pijakan kaki di bumi cinta Mu
Andai aku harus berkata
Bukan bermaksud lancang ingkari takdir hamba
Tunjukkanlah jelmaan bidadari syurga Ainun Mardhiah di hadapan mata
Kan kujadikan sebuah simpul dalam indahnya cinta
Kususun kepingan huruf dalam taat pada Mu
Kiranya kau bimbing hamba menyusuri dunia dalam cinta Mu
Serta cinta dia yang kan dampingi perjalanan jihad hamba
Menegakkan kalimat Mu di bumi ciptaanmu
Dalam desahan nafas yang tersengal ini
Hamba bermunajat kehadiranmu
Wujud pinta dari hamba nan tiada berdaya
Jua lentingan tasbih cinta
Dari balik alam dunia
Bukan mengharap iba dari hamba nan hina
Namun sedikit curahan rasa dari segala waktu yang semakin mendera
Menelanjangi diri ini seolah nista dan papa
Andai aku harus berkata Tuhan.....
Tak pelak lagi tentu kan kupilih sebuah jalan
Mendekat padamu dalam hitungan umur belasan
Tanpa menunggu takdirnya sang garisan tangan
Tuhan....
Likuan hidup seolah melenakan diri ini dari tunduk padamu
Cinta insani menutup hati dari manisnya cinta pada Ilahi
Kembali lagi kuterpuruk dalam fana nya dunia ini
Terlena dunia dari sengatan globalisme yang gencar di kumandangkan
Apakah ini tuhan sebuah janji yang 14 abad yang lalu telah dituliskan
Akan datang masa dimana manusia melupakan fitrah untuk bertuhan
Kulihat dunia dengan dalamnya kalbu........
kosong............
Lalu diri menjadi hampa
Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka
Sadarku akan hadirmu mematahkan sendi sendi yang selama ini tegak berdiri
Andai aku harus berkata
Ingin rasanya kumenjerit dan melolong tentang kepalsuan dunia ini
Namun adakah serunai yang akan mampu aku dendangkan
Kala mata hati tlah tertutup kemajuan semu peradaban
Andai aku harus berkata
Ingin aku mati di cinta Mu tuhan
Bersenandungkan petikan dawai istighfar dan penyesalan
Atas segala khilaf yang terlalu banyak berceceran
Andai aku harus berkata
Kan kupilih sebuah cinta dari ribuan yang bertebar di dunia
Kujadikan makmum dalam indahnya melodi taat padamu
Berhimpun dalam mihrab suci.... abadi dan hakiki......
Andai aku harus berkata
Kan kupinta Engkau memilihkan satu diantara dua
Setiap goresan yang merintangi perjalanan hamba di dunia
Dalam kerlingan mata dan sejuknya doa
Tuhan aku kembali.....
Menyusuri titian langkah yang panjang namun pasti
Bimbing desiran darah ini menyusuri cintamu
Jua detakan jantung serta derapan pijakan kaki di bumi cinta Mu
Andai aku harus berkata
Bukan bermaksud lancang ingkari takdir hamba
Tunjukkanlah jelmaan bidadari syurga Ainun Mardhiah di hadapan mata
Kan kujadikan sebuah simpul dalam indahnya cinta
Kususun kepingan huruf dalam taat pada Mu
Kiranya kau bimbing hamba menyusuri dunia dalam cinta Mu
Serta cinta dia yang kan dampingi perjalanan jihad hamba
Menegakkan kalimat Mu di bumi ciptaanmu
Dalam desahan nafas yang tersengal ini
Hamba bermunajat kehadiranmu
Wujud pinta dari hamba nan tiada berdaya
Jua lentingan tasbih cinta
Dari balik alam dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya